Latar belakang
Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Ya, dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Mengapa demikian?. Ada banyak factor yang menyebabkan hal tersebut, salah satu penyebabnya yaitu mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi yang sulit terjangkau untuk kalangan tertentu sehingga anak tersebut memilih untuk masuk kedalam dunia kerja. Ada banyak hal yang menarik mengenai mahasiswa sehingga seolah tak pernah habis dan basi bila kita bergumul dengan mahasiswa. Setiap pesan berita tentang mahasiwa selalu menghiasi media. Prestasi mahasiswa dengan karya-karya inovatifnya sampai aksi demonstrasi yang biasanya berujung anarkis harus ada dalam tiap kolom berita. Salah satu hal mendasar dari sifat mahasiswa adalah tanggung jawab yang diembannya. Sebagai youth of the nation, mereka merupakan potret masa depan bangsanya banyak yang menaruh harapan kepadanya. Sebagai youth of the nation, mahasiswa harus mempelajari permasalahan dan keresahan bangsanya. Memahami kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki bangsanya. Yang lebih penting lagi, menjadi problem solver, bukan beban bangsanya. Disinilah tantangan besar mahasiswa sebagai kaum intelektual. Di samping harus cemerlang dalam bangku kuliah, mahasiswa juga harus peka dengan kondisi social masyarakat yang sedang terjadi dan berkembang di negaranya. Semakin berat tugasnya dengan pola satuan kredit semester (SKS) ternyata mendorong mahasiswa lebih tekun belajar sehingga sedikit sekali ruang waktu untuk beraktifitas pada kegiatan lain. Setiap perguruan tinggi mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu menyiapkan para lulusannya untuk menjadi individu yang berjiwa besar dan memiliki kemampuan memimpin serta kemampuan berkomunikasi. Untuk mewujudkan hal ini , maka disediakan wadah yang ideal melalui organisasi kemahasiswaan. Partisipasi dalam organisasi, apalagi mengikuti pola kaderasi, sulit dilaksanakan. Namun bukan mahasiswa namanya jika harus menyerah pada tantangan. Justru tantangan itulah yang dijadikan pelecut semangat untuk menjadi pribadi yang dibutuhkan di zaman sekarang. Untuk itulah mahasiswa harus mempersiapkan diri dan memperkuat tidak hanya sisi akademisnya, juga intelektualitasnya sebagai agent of change. Masuk organisasi adalah pilihan. Didalam suatu perguruan tinggi pasti banyak sekali organisasi organisasi mahasiswanya baik yg Intra maupun yang Ekstra. Kegunaan dari organisasi organisasi ini adalah untuk mengakrabkan setiap mahasiswa dari yang junior sampai yang senior, selain itu dapat juga sebagai sarana saling bertukar pikiran (sharing) seputar pelajaran disuatu mata kuliah, dan dapat juga untuk mengembangkan bakat, minat, dan penalaran. Kegiatan organisasi ini adalah wahana pembelajaran dan latihan kepemimpinan manajerial, serta kerja sama sebagai upaya memperkuat jati diri seorang mahasiswa. Setiap organisasi harus bias menentukan esensi dari gerakannya sehingga semua pengurus organisasi, mulai dari ketua hingga anggota , dapat memahami esensi kehadiran dirinya dalam organisasi, agar keberhasilan tercapai. Usahakan setiap wadah organisasi terdapat kesepakatansatu suara yang bijak. Perlu diingat bahwa kesepakatan bukanlah tujuan, kesepakatan adalah salah satu sarana, untuk mencapai tujuan. Dimaksudkan supaya individu tersebut tahu bahwa yang menjadi indicator keberhasilan adalah tujuan.
Permasalahn.
Dari latar belakang tersebut timbul sebuah pertanyaan, bagaimana caranya agar mahasiswa menjadi insane intelektual yang tanggap terhadap permasalahan bangsa? Dalam dinamika mahasiswa, organisasi menjadi salah satu syarat untuk menempa sisi social dan retorika dalam diri mahasiswa agar lebih peka.dunia organisasi tidak bias dilepaskan dari diri mahasiswa. Jika mahasiswa tidaj mengenal organisasi seperti sayur tanpa garam karena organisasi menjadi kuliah mahasiswa dalam dunia social. dalam organisasilah mahasiswa mengetahui dan merasakan dinamika dunia kemahasiswaan. Mahasiswa digembleng menjadi pribadi yang tangguh dan siap menjawab berbagai permasalahan pelik bangsa.
Ada fenomena yang mengatakan mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin. Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti , Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa, Senat Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), dan Koperasi Mahasiswa, maupun Organisasi Ekstra Kampus semisal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Front Mahasiswa Nasional, Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan lain sebagainya. Lewat media inilah seorang mahasiswa bisa menempa diri, belajar berkomunitas, dan berinteraksi dengan banyak pemikiran. Jika semua organ benar-benar mampu bersinergi membentuk satu visi dan misi untuk membangun lembaga melalui kegiatan-kegiatannya yang berorientasi pada pembangunan karakter dan kepribadian mahasiswa, niscaya sebuah perguruan tinggi akan mengorbitkan sarjana yang diperhitungkan dalam kancah internasional maupun nasional.
Landasan Teori.
Apa sih sebenernya define dari organisasi itu? Secara umum organisasi adalah adanya orang orang yang usahanya harus dikoordinasikan tersusun dari sejumlah subsistem yang saling berhubungan dan saling tergantung bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Selain itu terdapat juga berbagai macam definisi tentang organisasi dari orang-orang terkemuka, diantaranya, Jomes D.Mooney ( Organisasi adalah bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan bersama ); Jomes M.Gous ( organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan bertanggung jawab. Teori organisasi dibagi menjadi atas 5 klasifikasi, yakni : Teori Organisasi Klasik, Teori Hubungan Antar manusia, teori manajemen Ilmiah, Teori Aliran Kuantitatif, dan Teori BehaviorialSscience. Pada dasarnya, Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tjuan bersama, dan mempunyai visi dan misi yang jelas serta disetujui oleh semua pengurus organisasi tersebut. Visi adalah cita-cita kedepan sedangkan misi adalah alat yang diperjuangkan untuk mencapai visi. Visi dan misi tersebut biasanya dituangkan dalam produk hukum organisasi seperti AD/ART, peraturan prganisasi SK maupun program kerja. Organisasi Mahasiswa tidak boleh tunduk dan menyerah pada tuntutan lembaga kampus tempat organisasi itu bernaung, melainkan harus kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan. Lembaga-lembaga kemahasiswaan ini secara keseluruhan menciptakan apa yang disebut dengan Students Governance atau pemerintahan mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan tersebut digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan kompetensinya, yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Otonom,dan Badan Semi Otonom.
Organisasi mahasiswa merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia. Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi dilingkungan kampus dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Para aktivis organisasi mahasiswa intra kampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstra kampus ataupus aktivis-aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok studi atau kelompok kegiatan lainnya.
Beberapa cirri / atribut organisasi yaitu, prganisasi adalah lembaga social yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan; organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu oleh karena itu organisasi adalah kreasi social yang memerlukan aturan ddan kooperasi; organisasi secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun kegiatan-kegitan dibedakan menurut pola yang logis, koordinasi bagian-bagian tugas ini yang saling tergantung ini memerlukan penugasan wewenang dan komunikasi; organisasi adalah instrument social yang mempunyai batasan-batasan yang secara relative dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis yang relative permanen.
Pembahasan masalah
Mungkin ada yang takut ketika masuk organisasi waktunya untuk belajar akan terganggu yang pada akhirnya berpengaruh kepada lamanya studi. Memang ada sebagian kecil mahasiswa yang lalai kuliah akibat terlalu sibuk mengurus organisasi. Tapi kenyataan juga membuktikan, betapa banyak penggiat organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan. Jadi ini hanyalah masalah manajemen waktu.
Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.
Organisasi mahasiswa menjembatani domain menara gading kampus yang elitis dengan ruang masyarakat. Sehingga, ketika terbiasa menghadapi problem kehidupan, mahasiswa tidak lagi canggung bergumul dengan ruang baru, baik di masyarakat maupun di dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi.
Organisasi Kemahasiswaan Intra ataupun ekstra kampus merupakan domain jembatan “penghubung”, maksudnya disini mahasiswa bisa menempa diri antara kehidupan masyarakat yang penuh dengan kecenderungan Sosial dalam ruang lingkup apapun, dan juga yang terpenting Ketidakstabilan Politik. disini Organisasi kemahasiswaan melatih mereka mahasiswa fokus terhadap 2(dua ) kesibukan yaitu Lingkup Kemahasiswaan dan Lingkup realita Masyarakat yang sebenarnya. Mahasiswa yang punya pengalaman Organisai di waktu kuliahnya lebih siap dalam menghadapi kehidupan dunia kerja dari pada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi.
Organisasi mahasiswa lebih dari sekedar hubungan formal dan komunikasi public. Organisasi mahasiswa membutuhkan hubungan personal dan emosi yang sejalan. Jika organisasi ingin dijadikan keluarga, lalu keluarga yang seperti ap? Perlu adanya kepedulian yang bersifat personal di dalam keluarga. Tentunya asas perbedaan akan mewarnai dalam suatu keluarga. Perbedaan it dapat menjadi stimulus bagi kita untuk menjadi lebih dewasa, saling menerima dan saling melengkapi. Perbedaan setiap sumber daya manusia merupakan kekuatan berdirinya organisasi yang utuh, integritas, dan penuh kasih sayang. Karakteristik setiap orang dalam suatu organisasi pasti berbeda-beda. Karakter dibentuk oleh lingkungan dengan banyak factor yang mempengaruhi. Yang mampu beradaptasi merekalah yang berhasil, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi merekalah yang gagal(terhambat). Berhasil dalam hal ini diartikan sebagai mempunyai hasil didikan yang mampu beradaptasi disetiap tantangan yang berbeda, mampu beropini dan mengambil sikap yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang silih berganti. Jika angkatan yang lebih tua dan angkatan yang lebih muda mampu beradaptasi, amampu saling melengkapi, saling memahami maka keutuhan sebuah organisasi akan menghasilkan prestasi, prestasi untuk bersatu.
Dalam organisasi, system pengkaderan menjadi tiang utama tegaknya organisasi. Sama halnya dengan siswa di sekolah, mahasiswa di universitas, maupun pegawai di perusahaan. Setiap orang ibarat suplai kayu bakar yang akan menjadikan api unggun untuk tetap bersinar menyinari sekitarnya.
Ada hal penting dalam dunia mahasiswa yang tidak semua mahasiswa mau mengambil resiko itu, yaitu kontribusi. Efektikan waktu yang kita miliki sebagai mahasiswa. Buatlah prioritas dan strategi untuk berprestasi dan berkontribusi, agar diri kita menjadi produktif. Setiap orang dalam universitas atau lembaga lainnya memiliki perannya masing-masing. Jika kita memahami peran kita dan mau sekaligus mampu menjalankan sepenuh hati, maka secara langsung maupun tidak langsung kita telah membuahkan hasil yang kontributif. Nantinya kontribusi beropini beserta tanggapannya akan memacu ke arah keberhasilan, yang menumbuhkan kesadaran, untuk menjadi manusia seutuhnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk bersosial, makhluk berpendidikan, makhluk beretika, dan makhluk bertujuan.
Penutupan.
1. Kesimpualan.
Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tjuan bersama, dan mempunyai visi dan misi yang jelas serta disetujui oleh semua pengurus organisasi tersebut. Visi adalah cita-cita kedepan sedangkan misi adalah alat yang diperjuangkan untuk mencapai visi. Visi dan misi tersebut biasanya dituangkan dalam produk hukum organisasi seperti AD/ART, peraturan prganisasi SK maupun program kerja. Organisasi Mahasiswa tidak boleh tunduk dan menyerah pada tuntutan lembaga kampus tempat organisasi itu bernaung, melainkan harus kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan. Lembaga-lembaga kemahasiswaan ini secara keseluruhan menciptakan apa yang disebut dengan Students Governance atau pemerintahan mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan tersebut digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan kompetensinya, yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Otonom,dan Badan Semi Otonom.
Kegunaan dari organisasi organisasi ini adalah untuk mengakrabkan setiap mahasiswa dari yang junior sampai yang senior, selain itu dapat juga sebagai sarana saling bertukar pikiran (sharing) seputar pelajaran disuatu mata kuliah, dan dapat juga untuk mengembangkan bakat, minat, dan penalaran. Kegiatan organisasi ini adalah wahana pembelajaran dan latihan kepemimpinan manajerial, serta kerja sama sebagai upaya memperkuat jati diri seorang mahasiswa.
2. Saran
setiap individu dalam suatu organisasi harus cepat tanggap jika mengahadapi suatu masalah. Organisasi yang baik adalah yang mampu beradaptasi merekalah yang berhasil, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi merekalah yang gagal (terhambat).
Lira elvani
14110044
2 KA 17