Reog Ponogoro adalah kesenian tradisional Jawa Timur. Saat ini, reog sudah sangat terkenal ke seluruh penjuru negeri. Oleh karena itu, reog sudah dianggap sebagai salah satu budaya bangsa Indoneia.
Ciri utama pertunjukan reog ponorogo adalah gerakan memainkan topeng besar. Topeng reog ponorogo itu berupa kepala singa yang sangat besar. Beratnya bisa mecapai 40kg dan lebarnya 2meter. Untuk memainkannya, topeng raksasa itu hanya digigit oleh seorang warok, yaitu pemimpin perkumpulan reog. Seorang warok harus memiliki otot leher, rahang, dan gigi yang kuat.
Penda[pat tentang sejarah lahirnya atraksi reog bermacam-macam. Ada pendapat yang menyebut reog berawal dari Babad Jawa pada zaman kekuasaan Batara Katong. Batara Katong diperkirakan bertahta tahun 900M. Saat itu, sudah ada atraksi barongan. Oleh karena itu, kesenian ini diberi nama Singa Barong. Pendapat lain menyebutkan, kesenian reog lahir saat Raja Brawijaya ke-5 berkuasa di Kerajaan Majapahit. Kesenian reog dibuat untuk menyindir sang raja yang sangat mudah dipengaruhi oleh permaisuri. Oleh karena itu, dibuatlah barongan yang ditunggangi burung merak. Sindiran itu dibuat oleh Ki Ageng Tutu Suryo, seorang tokoh pemuda yang aktif di dunia kesenian kerajaan Majapahit.
Saat pertunjukan reog berlangsung, musik pengiring terus berbunyi. Alat-alat musik yang dipakai anatara lain kempul, ketuk, kenong, ketipung, angklung, slompet, dll. Adegan utama pertunjukan reog adalah saat warok memainkan topeng kepala singa yang llebar dan berat. Hanya dengan digigit oleh gigi, benda itu digoyang goyangkan kekiri-kanan dengangesit. Oleh karena itu, seorang warok sering dikatakan memiliki kekuatan gaib.
Satu iring-iringan reog terdiri atas beberapa orang. Biasanya berkisar antara 10-15 orang. Selain warok , rombongan reog terdiri atas beberapa penari, pemusik, dan kru lainnya.
sumber: Orbit, No 12 tahun VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar